Selasa, 23 Maret 2010

Bagaimana Pemasar mengincar anak-anak
Anak-anak adalah sebuah pasaran demografis penting bagi para pemasar karena mereka memiliki daya beli mereka sendiri, mereka mempengaruhi keputusan pembelian orangtua mereka dan mereka adalah konsumen dewasa di masa depan.
Pengeluaran industri periklanan untuk anak-anak telah meledak di dekade terakhir, meningkat dari hanya $ 100 juta pada tahun 1990 menjadi lebih dari $ 2 miliar pada tahun 2000.
Orangtua sekarang mau membeli lebih banyak untuk anak-anak mereka karena tren seperti keluarga yang berukuran kecil, pendapatan ganda dan menunda memiliki anak yang berarti bahwa keluarga memiliki lebih banyak pendapatan untuk dibelanjakan. Selain itu, factor rasa bersalah para orangtua yang tidak memiliki waktu bagi anak-anaknya dapat memainkan peran dalam keputusan pembelian mereka.Orang tua membelikan barang-barang material sebagai ganti waktu yang tidak bisa mereka berikan kepada anak-anak mereka.

Berikut adalah beberapa strategi pemasar yang digunakan untuk mengincar anak-anak dan remaja :

Pester Power
"Kami mengandalkan si anak untuk membujuk si ibu untuk membeli produk, daripada pergi langsung ke ibu”. Barbara A. Martino, Advertising Eksekutif.
Anak-anak sekarang ini memiliki lebih banyak otonomi dan kekuatan dalam pengambilan keputusan di dalam keluarganya daripada generasi sebelumnya, maka anak-anak sangat vokal tentang apa yang mereka ingin orangtua mereka beli untuk mereka. "Pester Power" mengacu pada kemampuan anak-anak merengek pada orang tua mereka ke pembelian barang-barang yang mungkin tidak seharusnya dibeli. Pemasaran untuk anak-anak adalah tentang menciptakan kemampuan membujuk, karena pengiklan tahu sekuat apa kemampuan tersebut.
Menurut buku pemasaran industry Kidfluence, “Pembujukan” dapat dibagi menjadi dua kategori-"Persistence" dan "Importance. "Persistence”, (rengekan yang diulang lagi dan lagi) tidak seefektif “Importance"(kebutuhan akan barang tersebut bagi si anak). Metode terakhir ini berkaitan dengan keinginan orangtua untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka, dan rasa bersalah atas kurangnya waktu yang bisa mereka berikan pada anak-anak mereka.





Psikologi pernikahan dan pemasaran
Untuk dapat memasarkan secara efektif kepada anak-anak, pengiklan perlu tahu apa yang membuat anak-anak cocok. Dengan bantuan peneliti dan psikolog, pengiklan sekarang memiliki akses pengetahuan yang mendalam tentang perkembangan anak, kebutuhan sosial dan emosional pada usia yang berbeda. Menggunakan penelitian yang menganalisis perilaku anak-anak, fantasi hidup, karya seni, bahkan mimpi mereka, perusahaan mampu menyusun strategi pemasaran yang canggih untuk mencapai generasi muda tersebut.
Masalah penggunaan psikolog anak untuk membantu pemasar dalam mengincar anak-anak mendapat perhatian publik yang luas pada tahun 1999, ketika sekelompok profesional kesehatan mental AS mengeluarkan sebuah surat terbuka kepada American Psychological Association (APA)yang mendesak mereka untuk menyatakan praktik tersebut sebagai praktik yang tidak etis. APA saat ini sedang mempelajari masalah ini.

Membangun loyalitas merek
Penulis Kanada Naomi Klein menandai lahirnya pemasaran"merek" dalam buku No Logo tahun 2000. Menurut Klein, pada pertengahan 1980-an muncul kelahiran jenis baru korporasi - Nike, Calvin Klein, Tommy Hilfiger, contohnya - yang mengubah fokus utama mereka dari -sekedar memproduksi produk-produk - menjadi - ciptakan sebuah gambaran untuk nama merek mereka- Dengan memindahkan operasi manufaktur mereka ke negara-negara dengan buruh murah, mereka memindah-fokuskan uang untuk menciptakan pesan pemasaran yang kuat.Hal ini telah menjadi formula yang sangat menguntungkan, dan telah mengarah pada terciptanya beberapa korporasi multi-nasional di dunia yang kaya dan berkuasa yang dunia kenal.
Pemasar menanam benih-benih pengakuan merek pada anak-anak yang sangat muda, dengan harapan bahwa benih tersebut akan tumbuh menjadi hubungan seumur hidup. Menurut Center for a New American Dream, bayi seusia enam bulan dapat membentuk citra mental dari logo dan maskot perusahaan. Loyalitas merek dapat dibentuk sejak usia dua tahun, dan seiring anak-anak masuk usia sekolah mereka dapat mengenali ratusan merek logo.
"Merek pemasaran harus dimulai dari anak-anak. Bahkan jika seorang anak tidak dan tidak akan membeli selama bertahun-tahun ... pemasaran harus dimulai di masa kanak-kanak." James McNeal, The Kids Market, 1999.
Sementara makanan cepat saji, mainan dan pakaian perusahaan telah mengembangkan pengenalan merek pada anak-anak selama bertahun-tahun,bisnis yang berorientasi orang dewasa seperti bank dan industri mobil baru saja mulai masuk dalam tren tersebut.
Majalah seperti Time, Sports Illustrated dan People telah meluncurkan edisi remajadananak-anak –yang memasukkan iklan-iklan untuk produk yang berkaitan dengan orang dewasa seperti minivan, hotel dan maskapai penerbangan.
Buzz atau Pemasaran Jalanan
Tantangan bagi pemasar adalah untuk menerobos diantara peliknya periklanan yang intens dalam kehidupan generasi muda. Banyak perusahaan yang menggunakan "buzz marketing" - metode baru dalam metode "dari mulut ke mulut",coba-dan-buktikan sendiri. Idenya adalah untuk menemukan anak-anak paling keren di masyarakat dan telah mereka menggunakan atau memakai produk Anda dalam rangka untuk menciptakan buzz di sekitarnya. Buzz, atau "Pemasaran Jalanan", dapat membantu perusahaan untuk terhubung dengan pasar remaja dengan menggunakan trendsetter untuk memberikan status "keren" pada produk mereka.
Pemasaran jalanan ini terutama sangat sesuai untuk Internet, di mana generasi muda sebagai "promotor bersih" menggunakan chat room dan blog untuk menyebarkan berita tentang musik, pakaian dan produk lainnya di antara para pengguna.

Internet

Internet adalah media yang sangat diinginkan oleh pemasar yang menargetkan produknya pada anak-anak:

* Merupakan bagian budaya anak muda. Generasi muda tumbuh bersama Internet setiap harinya dan menjadi bagian rutin hidup mereka.
* Orangtua umumnya tidak memahami sejauh mana anak-anak menjadi sasaran didunia maya.
* Anak-anak sering online sendiri, tanpa adanya pengawasan orangtua.
* Tidak seperti media penyiaran, yang memiliki kode tentang periklanan untuk anak-anak, pada media Internet hal tersebut tidak diatur.
* Teknologi canggih memudahkan dalam mengumpulkan informasi dari generasi muda untuk riset pemasaran, dan untuk menargetkan setiap anak dengan iklan personal.
* Dengan membuat menarik, berbasis lingkungan dan merek ternama, perusahaan dapat membangun loyalitas sejak usia dini.

Pemasaran hiburan dewasa kepada anak-anak
Anak-anak sering menyadari dan ingin melihat hiburan yng ditujukan untuk orang yang lebih tua karena sering dipasarkan kepada mereka. Dalam laporan yang dirilis pada tahun 2000, US Federal Trade Commission (FTC) mengungkapkan bagaimana film, musik dan video game industri hiburan kekerasan pasar banyak ditujukan untuk anak-anak.
The FTC mempelajari 44 film yang "Dibatasi," dan diawasi ternyata 80 persennya ditargetkan untuk anak di bawah 17 tahun. Rencana pemasaran termasuk iklan TV disiarkan pada jam dimana kalangan anak muda yang paling mungkin menonton.
Musik mengandung "makna tersembunyi" yang ditargetkan pada generasi muda melalui iklan-iklan remaja paling populer di televisi, radio,media cetak, dan internet.
Laporan FTC juga menyoroti fakta bahwa mainan berdasarkan karakter dari hiburan dewasa sering dipasarkan untuk anak-anak. Video games dewasa dan remaja banyak diiklankan di majalah anak muda dan mainan yang didasarkan pada film yang “Dibatasi” dan video game dewasa banyak dipasarkan untuk anak-anak kecil.

Komersialisasi dalam Pendidikan
Sekolah seharusnya digunakan sebagai tempat di mana anak-anak dilindungi dari iklan dan pesan konsumen yang merasuki dunia mereka. Tetapi kekurangan anggaran dewan sekolah memaksa untuk mengizinkan perusahaan mendapat akses ke dalam sekolah yang memerlukan uang tunai, komputer dan materi pendidikan.
Perusahaan menyadari potensi lingkungan sekolah untuk mempromosikan nama dan produk mereka. Lingkungan sekolah memberikan tawaran pemuda sebagai pasar dan mendapat dukungan guru dan sistem pendidikan. Pemasar bersemangat mengeksploitasi media ini dalam berbagai cara, termasuk:

* Menyediakan bahan pendidikan: misalnya, Kraft "healthy eating" perlengkapan untuk mengajar dari Canada's Food Guide (menggunakan produk Kraft), atau perusahaan kehutanan Canfor mengajarkancara utama yang mefokuskan bisnis seperti pengelolaan lingkungan hidup.

* Melengkapi sekolah-sekolah dengan teknologi.

* Menjalin kerja sama exclusive dengan perusahaan makanan cepat saji atau minuman ringan dengan menawarkan produk mereka di sekolah.
* Menaruh iklan di ruang kelas, bus sekolah, pada komputer, dll dengan imbalan dana.





Masalah khusus untuk kalangan anak muda
Masalah Pertumbuhan
Orangtua memiliki peran penting dalam melindungi anak-anak mereka dari invasi pemasaran, dan dalam mendidik mereka tentang iklan mulai dari usia dini.
Majalah Consumer Reports mengatakan, "Anak-anak mengalami kesulitan untuk membedakan antara iklan dan kenyataan dalam iklan, dan iklan dapat mengganggu pandangan mereka tentang dunia."
Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak antara usia 2-5 tahun tidak bisa membedakan antara program TV reguler dan iklan. Anak-anak muda terutama, sangat rentan terhadap iklan-iklan yang menyesatkan dan tidak dapat mengerti bahwa iklan tidak selalu benar sampai mereka berusia 8 tahun.

Menurut Dewan Pengujian Mainan Kanada, masalah utama dengan iklan mainan di Kanada adalah pandangan anak-anak muda yang sering berpikir bahwa sebenarnya mainan tersebut dapat melakukan banyak hal yang lebih dari biasanya. Hal ini terjadi karena cara penggambaran mainan yang berlebihan dalam iklan.
Masalah yang memprihatinkan ini telah mendorong beberapa peraturan perundang-undangan untuk melarang semua iklan anak-anak. Quebec telah melarang selebaran cetak dan siaran iklan yang ditujukan pada anak-anak di bawah tiga belas. Swedia telah melarang iklan yang ditujukan untuk anak-anak di bawah usia 12 dan melobi anggota Uni Eropa untuk menerapkan kebijakan serupa.

Efek materialisme
Orang tua harus peduli tentang efek materialisme yang berlebihan yang dapat berpengaruh pada perkembangan mental anak-anak mereka. Dalam bukunya tentang kehidupan keluarga modern, The Shelter of Each Other, pengarang Mary Pipher mengungkapkan kekhawatirannya mengenai budaya konsumerisme kita yang dapat menumbuhkan "narsisme dan ketidakpuasan" pada generasi saat ini.
Identitas anak-anak tidak seharusnya ditentukan oleh kebiasaan konsumen mereka saja. Namun pada kenyataannya saat ini hal itu adalah satu-satunya cara remaja melihat diri mereka sendiri, dan pemasar mentargetkan anak-anak muda dengan cara ini. Pemasaran program-program TV yang populer pada usia pra-sekolah, TV Barney dan Teletubbies, menandai awal dari “masa identifikasi balita sebagai konsumen”. Terkait tren ini, industri majalah KidsScreen mencatat bahwa: "Instansi-instansi saat ini telah memfokuskan diri mereka dalam mengamati kelompok demografi 0-3 tahun, sebuah kelompok yang memiliki tantangan serta peluang yang luar biasa, karena penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak telah mampu memahami merek dan harga pada usia yang sangat muda”.
Sekelompok masyarakat sosial yang baik akan membentuk anak-anak yang bertanggung jawab sebagai warga Negara, bukan hanya sekadar konsumen. Cara menciptakan keluarga yang sehat dan bahagia adalah dengan menghabiskan waktu, bukan uang, bersama-sama keluarga anda.
Iklan makanan siap-saji dan keterkaitannya dengan masalah gizi
Menurut penelitian Canadian Paediatric Society, mayoritas iklan padacara TV anak-anak berkisar seputar produk makanan siap-saji, minuman soda,permen serta sereal instan. Sementara iklan makanan sehat hanya berjumlah sekitar 4% dari keseluruhan iklan yang ada.
Perusahaan makanan siap-saji menghabiskan lebih dari 3 milyar dolar per tahun untuk iklan, sebagian besar ditujukan pada anak-anak. Untuk secara langsung menjangkau anak-anak, industri makanan siap-saji menggunakan iklan yang lebih lebih dari sekedar iklan tradisional. Restoran menawarkan insentif seperti taman bermain, kontes, klub, permainan, dan mainan gratis serta barang-barang lain yang berhubungan dengan film, acara TV dan bahkan liga olahraga.
Child Advocates mengutuk PBS atas perizinan merchandise Teletubbies untuk Burger King dan McDonald's pada tahun 1999, tapi hal itu tidak menghentikan tren promosi melalui makanan cepat saji. Sebagai penulis Eric Schlosser 2001 menjelaskan dalam buku Fast Food Nation, "Budaya makanan cepat-saji Amerika telah menjadi tak terpisahkan dengan budaya populer dari anak-anak."
Hasil dari pemasaran makanan cepat saji, minuman ringan dan permen untuk anak-anak ini – sebuah bangsa dengan anak-anak yang kelebihan berat badan - Menurut Heart and Stroke Foundation di Kanada mengatakan bahwa hampir satu dari empat anak-anak Kanadayang berumur antara 7-12 tahun, mengaalami obesitas . Tahun 2002, Penelitian US menunjukkan bahwa iklan makanan cepat-saji dalam program anak-anak Sabtu pagi mengalami kenaikan porsi terus-menerus, sebuah tren yang oleh para peneliti kaitkan dengan bahaya naiknya kasus obesitas di kalangan kaum muda.

Pemasaran mainan didasarkan pada hiburan kaum remaja dan orang dewasa
Pemasaran mainan anak-anak muda yang didasarkan pada film dan video game orang dewasa adalah praktik umum dari industry pemasaran. Sebuah laporan pada tahun 2000 oleh Komisi Perdagangan Federal AS mengungkapkan bagaimana industri media secara aktif menargetkan anak-anak muda dengan hiburan kekerasan yang dimaksudkan untuk orang dewasa. Di antara temuan-temuan mereka adalah fakta bahwa mainan-mainan tersebut mencontoh karakter dari video game kaum dewasa, dicap dengan label untuk anak-anak (kadang-kadang masih berusia 4 atau 5 tahun).
Ditemukan dalam kemasan untuk satu action figure yang direkomendasikan untuk anak-anak berusia empat tahun dan atas, kalimat yang mengundang mereka untuk "bergabung dalam mandi darah" dengan memainkan versi Nintendo gamenya meskipun itu untuk usia 17 tahun ke atas.
Sebuah perusahaan yang memproduksi mainan berdasarkan Federasi Gulat Dunia mendorong anak-anak umur 4 tahun ke atas untuk menggunakan set permainan mereka dengan motto "Hajar dan habisi musuhmu dengan set aksesoris tarung-bebas”.

Konsumen muda sebagai kolektor
Pemasar telah menemukan sesuatu tentang anak-anak yang telah diketahui orangtua sejak lama -mereka senang mengkoleksi barang-barang. Koleksi anak-anak biasanya terdiri dari kelereng, perangko atau koin. Tapi sekarang, berkat budaya konsumen kita, anak-anak mengumpulkan koleksi besar yang dibeli di toko barang-barang seperti Beanie Babies, Barbie atau kartu Pokemon dan bonekanya. Strategi pemasaran di belakang Pokemon sederhana dan menguntungkan - ciptakan 150 karakter Pokemon, kemudian luncurkan sebuah kampanye pemasaran yang "Ayo Tangkap Mereka Semua", yang dapat mendorong anak-anak untuk mengumpulkan seluruh 150 karakter yang dibuat dari bahan yang murah, dengan harga yang mahal.
Karena sebagian besar tren koleksi tersebut berumur singkat, anak-anak dengan mudah beralih ke tren koleksi berikutnya, menyisakan berkotak-kotak mainan yang terbuang percuma.

Masalah Khusus untuk semi-remaja dan Remaja
Pasar Semi-remaja
Salah satu perkembangan yang terpenting dalam periklanan untuk usia anak-anak adalah pasar semi-remaja (umur 8-12 tahun). Bukan anak-anak kecil, dan bukan juga remaja, semi-remaja mulai mengembangkan rasa identitas dan sangat ingin menanamkan citra diri yang canggih. Dan pemasar menemukan bahwa akan ada banyak uang yang dapat dihasilkan dengan memperlakukan semi-remaja seperti remaja.
Industri pemasaran memaksa semi-remaja untuk tumbuh dengan cepat. Penelitian industri mengungkapkan bahwa anak-anak 11 dan yang lebih tua tidak menganggap diri mereka anak-anak lagi. Produsen Mainan Amerika telah mengubah target pasar mereka dari 0 hingga 14 tahun, menjadi 0 hingga sepuluh tahun.
Sebuah laporan dari 2000 Federal Trade Commission di Amerika Serikat mengungkapkan bagaimana Hollywood secara rutin merekrut semi-remaja (sebagian masih berusia sembilan) untuk mengevaluasi konsep cerita, iklan, potongan trailer teter untuk film-film remaja.
Dengan memperlakukan pra-remaja sebagai konsumen independen dan dewasa, pemasar telah sangat berhasil dalam menghilangkan peranan orangtua dari pengawasan para semi-remaja, sehingga mereka menjadi rentan terhadap pesan moral yang tidak sehat mengenai citra tubuh, seksualitas, hubungan sosial serta kekerasan.



Penjualan citra “keren” pada remaja
Perusahaan memanfaatkan usia yang dini serta keragu-raguan dalam diri para remaja, dan membuat para remaja percaya bahwa untuk menjadi benar-benar “keren”, mereka membutuhkan produk-produk perusahaan tersebut.
Menurut penulis No Logo Naomi Klein, pada 1990-an perusahaan menemukan bahwa pasar kaum muda mampu dan mau membayar mahal untuk menjadi "keren”. Perusahaan telah berusaha menemukan apa itu faktor “keren”, yang sukar dipahami pada saat itu.
Beberapa perusahaan mempekerjakan ahli untuk menganalisis dunia remaja dan meemukan tren-tren terbaru. Bagaimanapun, mencoba menjadi yang terdepan dalam tren selanjutnya adalah masalah yang rumit bagi perusahaan. Dimana sebagai kritikus budaya Douglas Rushkoff menjelaskan. "Begitu tren yang “keren” ditemukan, dikemas, dan dijual kepada anak-anak di mal,tren itu tidak lagi “keren”. Kemudian anak-anak berpaling kepada sesuatu yang lain lagi, dan seluruh proses dimulai lagi dari awal”.
Antusiasme, aktivisme dan sikap para remaja telah menjadi komoditas yang dikooptasi, dikemas serta dijual kembali kepada para remaja. Sulit untuk mengatakan hal manakah yang muncul pertama kali : budaya para remaja, ataukah versi pemasaran dari budaya remaja tersebut. Apakah media mencerminkan remaja hari ini, atau remaja dewasa ini dipengaruhi oleh media penggambaran mengenai mereka ?. Adalah merupakan suatu hal yang penting bagi para orang tua untuk mendiskusikan masalah ini dengan para remaja, untuk menanggulangi nilai-nilai negatif dari berbagai promosi yang dilakukan oleh media.
Citra fisik tubuh dan periklanannya
Sulit bagi remaja untuk mengembangkan sikap yang sehat terhadap seksualitas dan citra fisik ketika banyak iklan yang ditujukan kepada mereka dipenuhi dengan gambar-gambar yang mustahil , sehat, indah dan sangat seksual . Pesan pemasaran yang ada saat itu menekaknkan bahwa ada hubungan antara kecantikan fisik dan daya tarik seks dan popularitas, kesuksesan, dan kebahagiaan.
Pemasar fashion seperti Calvin Klein, Abercrombie & Fitch dan Guess menggunakan kampanye pemasaran provokatif yang menampilkan model-model muda. Iklan ini menjual sesuatu yang lebih dari sekedar pakaian untuk remaja. Mereka juga menjual kedewasaan seksualitas.
Studi menunjukkan bahwa dalam proses penerimaan informasi seksualitas bagi para remaja, selain mereka menerima informasi tentang seks dari berbagai media ( majalah, TV, Web, radio dan film), orangtua juga merupakan factor penentu penting yang membentuk pandangan remaja mengenai seks. Jadi penting bagi para orangtua untuk mengontrol dan membimbing anak-anak mereka tentang kehidupan seksualitas yang sehat .


Media periklanan dapat memberikan pengaruh buruk kepada para remaja, membentuk ketidakpercaya-dirian mereka terhadap bentuk tubuh mereka,serta pola makan mereka . Masalah bentuk tubuh yang telah lama dianggap sebagai masalahnya kaum perempuan, mulai merambah pula ke sejumlah anak laki-laki . Pada tahun 1998, sebuah survei kesehatan pada sepuluh kaum remaja di Kanada mencatat bahwa lebih dari tiga-perempat dari anak-anak perempuan dan satu setengah dari anak laki-laki yang disurvei mengatakan mereka tidak puas dengan tubuh mereka.
Penelitian juga menemukan bahwa anak laki-laki, seperti perempuan, bisa berpaling untuk merokok untuk membantu mereka menurunkan berat badan.
Produk tembakau dan alkohol
Perusahaan tembakau dan alkohol telah lama menargetkan remaja dan kalangan muda-mudi sebagai pasar mereka, dengan harapan berkembangnya loyalitas pada produk mereka yang akan bertahan seumur hidup.
Sangat penting bagi industri tembakau untuk terus-menerus memperluas pasar konsumen dari produk mereka untuk menggantikan ribuan orang yang berhenti setiap tahun, dan mereka yang mati karena penyakit yang berkaitan dengan tembakau.
Industri tembakau menggaet konsumen pemuda dengan cara :
* Menggambarkan bahwa merokok berkaitan dengan sesuatu yang “keren” , sesuatu yang bebas dan menantang dan beresiko.
* Menempatkan iklan rokok pada majalah-majalah remaja dengan jumlah pembaca remaja yang tinggi, seperti Rolling Stone, Maxim atau People
* Membuat film-film yang dibintangi artis yang populer dikalangan remaja, dimana artis tersebut berakting merokok pada film tersebut.
* Mensponsori konser musik rock dan olahraga
* Menempatkan iklan di dekat sekolah-sekolah tinggi : di papan reklame, di halte-halte bus dan di berbagai toko.
Industri alkohol dan bir mengenali dengan cermat bahwa internet adalah alat yang efektif dalam menjangkau kaum muda . Internet dan Web menawarkan para pemasar sebuah medium yang merupakan bagian dari kehidupan para remaja – dan dengan bonus tambahan bahwa hal tersebut sulit untuk diawasi para orangtua.



Pada tahun 1999, Pusat Pendidikan Media AS menemukan bahwa 62 persen dari situs-situs bir dan alkohol diorientasikan dan dipublikasikan untuk menjangkau target utama mereka yaitu kaum remaja.

Industri alcohol dan bir juga menargetkan para pemuda menjadi konsumen mereka dengan cara :

* Memasang iklan dalam acara TV dengan sejumlah besar penonton remaja, seperti The Simpsons, South Park atau acara olahraga
* Menempatkan iklan di majalah remaja dengan jumlah pembaca yang tinggi, seperti Rolling Stone, Maxim atau People
* Mensponsori konser musik rock dan olahraga
* Menciptakan dan memasarkan secara luas "alcopops", minuman ringan berkarbonasi yang tidak berasa seperti alkohol (contoh : Mike's Hard Lemonade)
















Kesimpulan :
Banyak cara dilakukan pemasar dalam memasarkan barang/jasa yang mereka produksi. Segala macam strategi dijalankan untuk mendukung proses pemasaran produk/jasa mereka. tetapi semua itu ada batasan yang harus dipatuhi oleh setiap pemasar di Negara tempat mereka memasarkan produk/jasanya. Kenapa perlu dilakukan pembatasan kepada kegiatan promosi, agar pesan yang disampikan tidak salah sasaran. Salah sasaran yang dimaksud seperti iklan untuk anak umur 5-10 tahun tetapi didipkan karakter atau tokoh orang dewasa dengan bahsa-bahsa yang dewasa. Oleh karena itu perlu disusun undang-undang yang mengawasi kegiatan promosi baik dalam media elektronik maupun cetak serta melindungi hak-hak konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar