Rabu, 29 Desember 2010

Penyimpangan Dalam Etika Bisnis Internal

Etika bisnis tidak terbatas hanya mengetengahkan kaidah-kaidah berbisnis yang baik (standar moral) dalam pengertian transaksi jual beli produk saja. Etika juga menyangkut kaidah yang terkait dengan hubungan manajemen dan karyawan. Apa karakteristik yang lebih rinci dari masalah deviasi etika bisnis seperti itu di dalam perusahaan? Yang paling nyata terlihat adalah terjadinya konflik atasan dan bawahan. Hal ini timbul antara lain akibat ketidakadilan dalam penilaian kinerja, manajemen karir, manajemen kompensasi, dan sistem pengawasan dan pengembangan SDM yang diskriminatif. Semakin diskriminatif perlakuan manajemen terhadap karyawannya semakin jauh perusahaan menerapkan etika bisnis yang sebenarnya. Pada gilirannya akan menggangu proses dan kinerja bisnis perusahaan. Namun dalam prakteknya pembatasan sesuatu keputusan manajemen itu etis atau tidak selalu menjadi konflik baru. Hal ini karena lemahnya pemahaman tentang apa itu yang disebut etika bisnis, masalah etika, dan lingkup serta pendekatan pemecahannya.

Wujud dari masalah etika bisnis dapat dicirikan oleh adanya faktor-faktor: (1) berkaitan dengan hati nurani, standar moral, atau nilai terdalam dari manusia, (2) karena masalahnya rumit, maka cenderung akan timbul perbedaan persepsi tentang sesuatu yang buruk atau tidak buruk; membahagiakan atau menjengkelkan, (3) menghadapi pilihan yang serba salah, contoh kandungan formalin dalam produk makanan; pilihannya kalau mau dapat untung maka biarkan saja tetapi harus siap dengan citra buruk atau menarik produk dari pasar namun bakal merugi, dan (4) kemajemukan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan; misalnya apakah perusahaan perlu menggunakan teknologi padat modal namun dilakukan PHK atau padat karya tetapi proses produknya akan kurang efisien.

Bentuk akibat penyimpangan etika bisnis internal perusahaan antara lain terjadinya ketegangan diametris hubungan atasan dengan bawahan. Seperti diungkapkan di atas hal ini terjadi karena ketimpangan antara lain dalam proses penilaian kinerja, standar penilaian, dan perbedaan persepsi atasan-bawahan tentang hasil penilaian kinerja. Selain itu ukuran atau standar tentang karir sering tidak jelas. Dalam hal ini pihak manajemen memberlakukan tindakan yang tidak adil. Mereka menetapkan nilai sikap, gaya hubungan kepada atasan, dan loyalitas kepada atasan yang tinggi lebih besar ketimbang nilai kinerja faktual karyawannya. Kasus lainnya adalah diterapkannya model nepotisme dalam penseleksian karyawan baru. Pertimbangan-pertimbangan rasional diabaikan. Termasuk dalam proses rekrutmen internal. Jelas saja mereka yang potensial tersisihkan. Pada gilirannya akan terjadi kekecewaan karyawan yang unggul dan kemudian keluar dari perusahaan.

Dari contoh-contoh di atas maka tampak pihak perusahaan lebih mengutamakan kepentingan meraih keuntungan ketimbangan menciptakan kepentingan karyawan secara adil.Untuk memperkecil terjadi penyimpangan penerapan etika bisnis maka perusahaan perlu (a) mengenali respon orang terhadap suatu masalah ketika dihadapkan pada sesuatu yang dilematis dan ketidak-konsistenan, dan (b) melihat etika bisnis dari resiko yang dihadapi seseorang apakah dengan keputusan personal ataukah keputusan sebagian besar orang lain ataukah pertimbangan keputusan berbasis kepentingan perusahaan yang lebih besar secara keseluruhan.

Ditulis dalam Iklim bisnis, MSDM
Oleh: sjafri mangkuprawira | Desember 26, 2007
http://ronawajah.wordpress.com/2007/12/26/penyimpangan-etika-bisnis-internal/

ETIKA BISNIS DALAM ASPEK INTERNET

Kemudahan serta kebebasan dalam memasarkan bisnis via internet menjadikan bisnis ini banyak di gemari oleh semua orang. Bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja walau tanpa harus bertatap muka membuat para internet marketer seolah-olah bisa melakukan apa saja yang mereka mau.

Siapa sih yang nggak mau beralih profesi dari pebisnis konvensional menjadi pebisnis internet melihat cara kerja yang demikian !

Tapi siapa sangka dibalik kemudahan dan kebebasannya banyak orang menyalahgunakan teknologi yang satu ini. Hal ini terlihat dari banyaknya situs-situs yang melakukan SCAM (penipuan online), pemerasan tanpa disadari, dan semua bentuk kejahatan yang dilakukan didunia maya.

Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah mereka meninggalkan yang namanya ETIKA BISNIS.

Dalam menjalankan bisnis internet, etika merupakan kunci yang harus tetap dijaga walau tidak bertemu orang secara langsung, ini demi menjaga hubungan yang baik antara penjual dan pembeli sehingga internet marketing yang kita lakukan akan berjalan awet tanpa merasa dirugikan antara pihak satu dengan yang lain.

Berikut beberpa point penting etika yang harus dimiliki oleh pebisnis Internet:

1. Jujur

Kejujuran merupakan sikap yang harus di punyai oleh setiap pebisnis internet. Siapapun tahu kalu di UU negara dan agama sangat menjunjung tinggi yang namanya kejujuran.

Jujur dalam bisnis internet bisa meliputi apa saja yang disampaikan, seperti pembuatan sales letter yang sesuai dengan konten, sebab selama ini banyak pengaduan-pengaduan yang menyatakan banyaknya penjual ebook yang hanya menjual mimpi setinggi langit tapi konten yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan.

Tentu saja ini membuat konsumen kecewa dan berang yang pada akhirnya hanya merugikan penjual ebook itu sendiri karena pembeli yang merasa tertipu tadi bercerita keberbagai forum yang isinya tentu saja menjatuhkan si pemilik produk.

Atau jika sebagai pemasar (affiliate) tidak mengada-ngada ketika merekomendasikan suatu produk yang bisa menjerumuskan orang terhadap info yang di berikan dan lain sebagainya.

Jika sikap jujur ini telah benar-benar dilaksanakan, maka akan tumbuh yang namanya sikap saling percaya dan tentu saja akan menguntungkan semua pihak, bahkan lawanpun menjadi kawan.

2. Tanggung Jawab

Sebagai pengelola maupun pemilik jasa suatu layanan, tanggung jawab merupakan sikap yang wajib dimiliki. Karena ini menyangkut kredebilitas kita juga melibatkan kepuasan konsumen.

Semakin kita cepat dan tanggap dalam memberikan respon yang diadukan pelanggan semakin konsumen merasa puas dengan service yang kita berikan.

Jika pelanggan telah puas dengan layanan yang kita berikan, mereka akan berbicara kesana-kemari dan merekomendasikan produk maupun jasa kita, dan pada akhirnya sikap tanggung jawab tersebut akan menguntungkan pada diri kita sendiri sebagai pengelola.

3. Sabar

Kadangkala sesuatu yang kita inginkan belum tercapai, kita keburu berbuat tindakan penyelewengan (nekat) yang melanggar aturan. Contoh kecil jika kita mengikuti progam bisnis gratis PPC (pay per click), karena tidak kunjung mendapatkan trafik dan minimnya orang yang mengklik iklan yang kita sediakan, iklan tersebut malah kita klik sendiri.

Selain merugikan orang lain lain juga merugikan diri kita sendiri, karena account akan di banned dan kita sebagai publisher dikeluarkan dari program tersebut

Memang tidak mudah menjadi pebisnis internet, dibutuhkan sikap sabar dan ketekunan dalam menghadapi situasi sesulit apapun, karena apapun bentuk suatu pekerjaan jika tidak dilandasi sikap sabar maka niscaya hasilnya tidak akan memuaskan.

Sebuah kalimat kata yang sangat menarik,

” Kadar kesungguhan seseorang sebanding dengan hasil yang ia dapatkan. Semakin tinggi tingkat usahanya semakin besar hasil yang didapat, sebaliknya semakin rendah usaha seseorang maka hasilnyapun juga akan rendah”

Mungkin cukup 3 point etika bisnis diatas itu dulu, semoga bisa menjadi acuan, silahkan jika anda mau menambahkan.

Semoga bermanfaat,

Umar Hadi
Related Posts

* 5 Tips Meningkatkan Motivasi Diri Agar Tetap Prima dalam Berbisnis
* Stop Dreaming Start Action Bukan Sekedar Kontes Berhadiah
* Tips SEO: Momen Tepat Asah Kemampuan Ilmu SEO dalam Kontes
* Stop Dreaming Start Action Sekarang Juga !!
* Pengertian Bisnis Internet Gratis

Tags: bisnis di internet, Etika bisnis, Larangan bisnis, mindset pebisnis, modal bisnis, Motivasi Bisnis
By: Umar Hadi Category: Artikel Bisnis Internet, Etika Bisnis Internet, Motivasi Bisnis Internet
http://kuncimarketing.com/etika-bisnis-internet/
Diposkan oleh Malaikat Cinta di 05.11

MENGEMBANGKAN ETIKA BISNIS DALAM PERUSAHAAN

Di Indonesia tampaknya masalah penerapan etika perusahaan yang lebih intensif masih belum dilakukan dan digerakan secara nyata. Pada umumnya baru sampai tahap pernyataan-pernyaaatn atau sekedar “lips-service” belaka. Karena memang enforcement dari pemerintah pun belum tampak secara jelas.

Sesungguhnya Indonesia harus lebih awal menggerakan penerapan etika bisnis secara intensif terutama setelah tragedi krisis ekonomi tahun 1998. Sayangnya bangsa ini mudah lupa dan mudah pula memberikan maaf kepada suatu kesalahan yang menyebabkan bencana nasional sehingga penyebab krisis tidak diselesaikan secara tuntas dan tidak berdasarkan suatu pola yang mendasar. Sesungguhnya penyebab utama krisis ini, dari sisi korporasi, adalah tidak berfungsinya praktek etika bisnis secara benar, konsisten dan konsekwen. Demikian pula penyebab terjadinya kasus Pertamina tahun (1975), Bank Duta (1990) adalah serupa.

Praktek penerapan etika bisnis yang paling sering kita jumpai pada umunya diwujudkan dalam bentuk buku saku “code of conducts” atau kode etik dimasing-masing perusahaan. Hal ini barulah merupakan tahap awal dari praktek etika bisnis yakni mengkodifikasi-kan nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis bersama-sama corporate-culture atau budaya perusahaan, kedalam suatu bentuk pernyataan tertulis dari perusahaan untuk dilakukan dan tidak dilakukan oleh manajemen dan karyawan dalam melakukan kegiatan bisnis.

Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukani individu ataupun perusahaan di masyarakat.

Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan “grey-area” yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.

Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, membedakan antara ethics, morality dan law sebagai berikut :

* • Ethics is defined as the consensually accepted standards of behavior for an occupation, trade and profession
* • Morality is the precepts of personal behavior based on religious or philosophical grounds
* • Law refers to formal codes that permit or forbid certain behaviors and may or may not enforce ethics or morality.

Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika kita :

1. Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensi nya. Oleh karena itu dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuan nya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3. Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

Dari pengelompokan tersebut Cavanagh (1990) memberikan cara menjawab permasalahan etika dengan merangkum dalam 3 bentuk pertanyaan sederhana yakni :

* • Utility : Does it optimize the satisfactions of all stakeholders ?
* • Rights : Does it respect the rights of the individuals involved ?
* • Justice : Is it consistent with the canons oif justice ?


Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
Contoh kasus Enron yang selain menhancurkan dirinya telah pula menghancurkan Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen yang memiliki reputasi internasional, dan telah dibangun lebih dari 80 tahun, menunjukan bahwa penyebab utamanya adalah praktek etika perusahaan tidak dilaksanakan dengan baik dan tentunya karena lemahnya kepemimpinan para pengelolanya. Dari pengalaman berbagai kegagalan tersebut, kita harus makin waspada dan tidak terpana oleh cahaya dan kilatan suatu perusahaan hanya semata-mata dari penampilan saja, karena berkilat belum tentu emas.

Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang karena :

* • Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
* • Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.
* • Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
* • Akan meningkatkan keunggulan bersaing.


Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yany tidak etis misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :

* • Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)
* • Memperkuat sistem pengawasan
* • Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.

Ketentuan tersebut seharusnya diwajibkan untuk dilaksanakan, minimal oleh para pemegang saham, sebagaimana dilakukan oleh perusahaan yang tercatat di NYSE ( antara lain PT. TELKOM dan PT. INDOSAT) dimana diwajibkan untuk membuat berbagai peraturan perusahaan yang sangat ketat sesuai dengan ketentuan dari Sarbannes Oxley yang diterbitkan dengan maksud untuk mencegah terulangnya kasus Enron dan Worldcom.
Kesemuanya itu adalah dari segi korporasi, bagaimana penerapan untuk individu dalam korporasi tersebut ? Anjuran dari filosuf Immanual Kant yang dikenal dengan Golden Rule bisa sebagai jawabannya, yakni :

* • Treat others as you would like them to treat you
* • An action is morally wrong for a person if that person uses others, merely as means for advancing his own interests.


Apakah untuk masa depan etika perusahaan ini masih diperlukan ? Bennis, Spreitzer dan Cummings (2001) menjawab “ Young leaders place great value on ethics. Ethical behavior was identified as a key characteristic of the leader of the future and was thought to be sorely lacking in current leaders.”
Dan kasus Enron pun merupakan pukulan berat bagi sekolah-sekolah bisnis karena ternyata etika belum masuk dalam kurikulum misalnya di Harvard Business School. Sebelumnya mahasiswa hanya beranggapan bahwa “ethics as being about not getting caught rather than how to do the right thing in the first place”.

Yogyakarta, 13 April 2006



DAFTAR PUSTAKA
1. Bennis Warren, Spreitzer Gretchen M, Cummings Thomas, The Future of Leadership, Jossey-Bass, San Fransisco (2001).
2. Berenheim Ronald, The Enron Ethics Breakdown, The Conference Board Inc., New York (2001).
3. Cavanagh, G.F. , American Business Values, 3rd Edition, Prentice Hall, New Jersey ( 1990).
4. Fusaro Peter C., and Miller Ross M., What Went Wrong at Enron, John Willey & Sons, New Jersey, 2002.
5. Von der Embse and Wagley R.A.., Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, SAM Advanced Management Journal (1994).

http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5602439787405552518
Diposkan oleh Malaikat Cinta di 05.25

Minggu, 07 November 2010

Moral dan Etika Dalam Dunia Bisnis

Bab 1
Pendahuluan



Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu orang lain. Kejujuran yang ekstrim, kemampuan untuk mengenalisis batas-batas kompetisi seseorang, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari kegagalan. Kompetisi inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata itu mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah yang mahir menghancurkan musuh-musuhnya. Banyak yang mengatakan kompetisi lambang ketamakan. Padahal, perdagangan dunia yang lebih bebas dimasa mendatang justru mempromosikan kompetisi yang juga lebih bebas. Lewat ilmu kompetisi kita dapat merenungkan, membayangkan eksportir kita yang ditantang untuk terjun ke arena baru yaitu pasar bebas dimasa mendatang. Kemampuan berkompetisi seharusnya sama sekali tidak ditentukan oleh ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan. Inilah yang sering dikonsepkan berbeda oleh penguasa kita.
Jika kita ingin mencapai target ditahun 2000, sudah saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika, yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan menengah kebawah dan pengusaha golongan atas.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, menghindari sikap 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu benar, dll.
Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi, serta kita optimis salah satu kendala dalam menghadapi era globalisasi dapat diatasi.


Bab 2
Pembahasan

• MORAL DAN EKTIKA DALAM DUNIA BISNIS
1. Moral Dalam Dunia Bisnis
Sejalan dengan berakhirnya pertemuan para pemimpin APEC di Osaka Jepang dan dengan diperjelasnya istilah untuk menjadikan Asia Pasifik ditahun 2000 menjadi daerah perdagangan yang bebas sehingga baik kita batas dunia akan semakin "kabur" (borderless) world. Hal ini jelas membuat semua kegiatan saling berpacu satu sama lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) dan keuntungan (profit). Kadang kala untuk mendapatkan kesempatan dan keuntungan tadi, memaksa orang untuk menghalalkan segala cara mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau tidak. Dengan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin berpacu dengan waktu serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu tatanan perekonomian yang saling menguntungkan. Namun perlu kita pertanyakan apakah yang diharapkan oleh pemimpin APEC tersebut dapat terwujud manakala masih ada bisnis kita khususnya dan internasional umumnya dihinggapi kehendak saling "menindas" agar memperoleh tingkat keuntungan yang berlipat ganda. Inilah yang merupakan tantangan bagi etika bisnis kita.
Jika kita ingin mencapai target pada era globalisasi, ada saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika, yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan menengah kebawah dan pengusaha golongan keatas. Apakah hal ini dapat diwujudkan?
Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam ber-"bisnis". Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan.
Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen. Kenapa hal perlu ini dibicarakan?
Isu yang mencuat adalah semakin pesatnya perkembangan informasi tanpa diimbangi dengan dunia bisnis yang ber "moral", dunia ini akan menjadi suatu rimba modern yang di kuat menindas yang lemah sehingga apa yang diamanatkan UUD 1945, Pasal 33 dan GBHN untuk menciptakan keadilan dan pemerataan tidak akan pernah terwujud.
Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Etika Dalam Dunia Bisnis
Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Mengapa ?
Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
• Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain yaitu :
1. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.


3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.
4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan. Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah.
Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini. Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi, serta optimis salah satu kendala dalam menghadapi tahun 2000 dapat diatasi.



• DUNIA BISNIS
Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Langkah apa yang harus ditempuh? Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabdian para pengusaha terhadap etika bisnis.
Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang.
Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh. Hal lni menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di pasar internasional. Contoh lain adalah produk-produk hasil hutan yang mendapat protes keras karena pengusaha Indonesia dinilai tidak memperhatikan kelangsungan sumber alam yang sangat berharga.


Bab 3
PENUTUP

Pelanggaran etika bisnis itu dapat melemahkan daya saing hasil industri dipasar internasional. Ini bisa terjadi sikap para pengusaha kita. Lebih parah lagi bila pengusaha Indonesia menganggap remeh etika bisnis yang berlaku secara umum dan tidak pengikat itu.
Kecenderungan makin banyaknya pelanggaran etika bisnis membuat keprihatinan banyak pihak. Pengabaian etika bisnis dirasakan akan membawa kerugian tidak saja buat masyarakat, tetapi juga bagi tatanan ekonomi nasional. Disadari atau tidak, para pengusaha yang tidak memperhatikan etika bisnis akan menghancurkan nama mereka sendiri dan negara.



Kajian Pustaka :
www.wilkipedia.com
www.google.com

Minggu, 28 Maret 2010

Metode Ilmiah dan Sistematis Penulisan Karya Ilmiah

Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project).
Secara umum metode ilmiah meliputi langkah-langkah berikut:
• Observasi awal
Setelah topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.
a) Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dll.
b) Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll.
c) Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.

• Mengidentifikasi masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah?
• Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
• Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
• Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.
• Merumuskan atau menyatakan hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.
• Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
• Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen


• Melakukan eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
• Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
• Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
• Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
• Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
• Menyimpulkan hasil eksperimen
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut. Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis :
• Jangan ubah hipotesis
• Jangan abaikan hasil eksperimen
• Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
• Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
• Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
Sistematis Penulisan Karya Ilmiah
• SIFAT DAN ISI TULISAN
Sifat dan isi tulisan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Kreatif dan Objektif
a. Tulisan berisi gagasan kreatif yang merupakan hasil pemikiran secara terbuka
b. Tulisan didukung oleh data dan informasi yang terpercaya
c. Bersifat asli(bukan karya jiplakan dan menjauhi duplikasi
2. Logis dan Sistematis
a. Tiap langkah penulisan dirancang secara sistematis dan runtut
b. Pada dasarnya karya tulis memuat unsur-unsur identifikasi masalah, analisis permasalahan, kesimpulan dan memuat saran-saran atau rekomendasi
• PENULISAN KARYA ILMIAH
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan hendaknya berisi rancangan yang teratur sebagai berikut:
I. Bagian Awal
1. Cover
2. Halaman Judul.
a. Judul diketik dengan huruf besar sesuai dengan masalah dan tidak membuka peluang untuk penafsiran yang bermacam-macam.
b. Nama penulis ditulis dengan jelas
3. Lembar Pengesahan diberi tanggal sesuai dengan tanggal pengesahan
4. Kata pengantar dari penulis
5. Daftar isi dan daftar lain yang diperlukan seperti Daftar Pustaka,Daftar Tabel dan Lampiran
6. Abstrak/Ringkasan

II. Bagian Inti
1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Latar belakang yang memuat alasan mengangkat masalah tersebut menjadi karya tulis dan penjelasan tentang penting dan menariknya masalah tersebut ditulis
b. Uraian singkat mengenai gagasan kreatif yang ingin disampaikan
c. Mengandung pertanyaan yang dijawab melalui tulisan
d. Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai melalui penulisan
2. Tinjauan Pustaka
a. Tinjauan pustaka meliputi uraian-uraian dan penjelasan yang menunjukkan landasan teori dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang akan dikaji
b. Uraian mengenai pendapat yang berkaitan dengan masalah yang akan dikaji
c. Uraian mengenai pemecahan masalah yang pernah dilakukan
3. Metode Penulisan
Metode penulisan dilakukan mengikuti metode yang benar dengan menguraikan secara cermat cara atau prosedur pengumpulan data dan informasi, analisis permasalahan, pengambilan kesimpulan, serta perumusan saran atau rekomendasi,
4. Bagian Isi/Pembahasan
a. Analisis permasalahan didasarkan pada data atau informasi, serta telaah pustaka untuk menghasilkan alternatif pemecahan masalah atau gagasan kreatif
b. Kesimpulan yang diambil harus konsisten
c. Saran yang disampaikan berupa gagasan yang berkaitan dengan kesimpulan.

5. Bagian Akhir
a. Daftar pustaka ditulis untuk memberi informasi sehingga pembaca dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan. Penulisan daftar pustaka untuk buku, dimulai dengan menulis nama pengarang,tahun penerbitan,judul buku,nama penerbit dan tempat terbit. Penulisan daftar pustaka dari jurnal dimulai dari nama penulis,tahun,judul penulisan,nama jurnal,volume,dan nomor halama. Penulisan daftar pustaka yang diperoleh dari internet ditulis alamat website-nya dan tanggal pengutipan.
b. Daftar riwayat hidup peserta minimal mencakup nama lengakap, tempat tanggal lahir, karya tulis yang pernah dibuat dan prestasi yang pernah diraih.
c. Lampiran (jika diperlukan)

• PERSYARATAN PENULISAN
Naskah karyanya menggunakan Bahasa Indonesia yang baku dengan tata bahasa dan ejaan yang disempurnakan, sederhana, jelas, satu kesatuan, mengutamakan istilah yang mudah dimengerti, tidak menggunakan singkatan seperti tdk,tsb,yg,dgn,dll,sbb.

PENGETIKAN
1. Tata Letak
a. Karya tulis diketik 1.5 spasi pada kertas berukuran A4( font 12, Times New Roman).
b. Batas pegetikan
1. Samping kiri 4 cm
2. Samping kanan 3 cm
3. Batas atas dan batas bawah masing-masing 3 cm
c. Jarak pengetikan Bab, Sub-bab dan perinciannya:
1. Jarak pengetikan antara Bab,Sub-bab adalah 3 spasi, sub-bab dan kalimat dibawahnya 2 spasi
2. Judul Bab diketik di tengah-tengah dengan huruf besar dan dengan jarak 3 cm dari tepi atas tanpa garis bawah
3. Judul Sub-bab ditulis mulai dari sebelah kiri dengan tendensi 5(lima) ketukan dan diberi garis bawah
4. Jika masih ada sub judul dalam tingkatan yang lebih rendah, ditulis seperti aturan diatas lalu diikuti oleh kalimat berikutnya
2. Pengetikan Kalimat
Alinea baru diketik sebaris dengan baris diatasnya dengan jarak 2 (dua) spasi
3. Penomoran Halaman
a. Bagian pendahuluan yang meliputi halaman judul, nama/daftar kelompok, kata pengantar dan daftar isi memakai angka romawi kecil dan diketik sebelah kanan bawah ( i, ii, dan seterusnya)
b. Bagian inti sampai dengan bagian penutup memakai angka Arab dan diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1.5 dari tepi atas (1,2,3, dan seterusnya)
c. Nomor halaman pertama dari setiap bab tidak ditulis tetapi diperhitungkan.


URL :

http://alphaomega86.tripod.com/metode_ilmiah.htm
http://mahmud-imrona.blogspot.com/2007/01/tata-aturan-penulisan-ilmiah.html
http://wilkipedia.com

Karya Ilmiah

• Hakekat karya ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.
Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.
Karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.
• Ciri-ciri karya ilmiah
1. Merupakan pembahasan suatu hasil penelitian(faktual objektif ) _ fakta sesuai dengan yang diteliti.
2. Bersifat metodis dan sistematis _ dalam pembahasan masalah digunakan metode tertentu dengan langkah langkah yang teratur dan terkontrol secara tertib dan rapi.
3. Tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah _ laras bahasa ilmiah harus baku dan formal. Selain itu laras ilmiah harus lugas agar tidak ambigu.

• Aturan Penulisan Karya Ilmiah

1. Objektif _ setiap pernyataan ilmiah dalam karyanya harus didasarkan kepada data dan fakta. Kegiatan ini disebut studi empiris
2. Prosedur atau penyimpulan penemuannya melalui penalaran induktif dan deduktif
3. Rasio dalam pembahasan data. Seorang penulis karya ilmiah dalam menganalisis data harus menggunakan pengalaman dan pikiran secara logis

• Kesalahan-kesalahan penulisan ilmiah antara lain:

1. Salah mengerti audience atau pembaca tulisannya.
2. Salah dalam menyusun struktur pelaporan.
3. Salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat).
4. Salah dalam menuliskan bagian kesimpulan.
5. Penggunaan Bahasa Indonesia yang belum baik dan benar.
6. Tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri).
7. Tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah).

• Macam-macam Karya Ilmiah

1. Artikel ilmiah: karya tulis yang dirancang untuk dimuat di jurnal atau buku kumpulan artikel, ditulis dengan tatacara ilmiah, dan disesuai dengan konvensi ilmiah yang berlaku. Artikel dapat dipilah menjadi dua (a) artikel hasil penelitian, dan (b) artikel nonpenelitian.
2. Makalah ilmiah: karya tulis yang memuat hasil pemikiran tentang masalah, disusun secara sistematis dan runtut, dan disertai analisis yang logis dan objektif.
3. Makalah dibedakan menjadi dua (a) makalah teknis, dan (b) makalah nonteknis
Laporan Penelitian: karya tulis yang berisi paparan proses dan hasil penelitian.

• Kecenderungan sikap ilmiah

1. Keinginan mengetahui dan memahami.
2. Kecondongan bertanya semua hal.
3. Kecondongan mencari data dan makna.
4. Kecondongan menuntut pengujian empiris.
5. Penerapan logika.
6. Kecermatan dalam memeriksa pola pikir.

• Sikap Ilmiah
1. Ingin tahu.
2. Kritis.
3. Terbuka.
4. Objektif.
5. Menghargai karya orang lain.
6. Berani mempertahankan kebenaran.
7. Menjangkau ke depan.

URL :
http://noorifada.files.wordpress.com/2009/08/mpi_02-karya-ilmiah.pdf
http://geodesy.gd.itb.ac.id/hzabidin/wp-content/uploads/2007/08/tata-cara-penulisan.pdf
http://mgmp1.wordpress.com/2009/03/11/penulisan-karya-ilmiah-artikel-ilmiah/
http://hamdanimulya.blogspot.com/2009/07/teknik-menulis-karya-ilmiah.html

Selasa, 23 Maret 2010

Bagaimana Pemasar mengincar anak-anak
Anak-anak adalah sebuah pasaran demografis penting bagi para pemasar karena mereka memiliki daya beli mereka sendiri, mereka mempengaruhi keputusan pembelian orangtua mereka dan mereka adalah konsumen dewasa di masa depan.
Pengeluaran industri periklanan untuk anak-anak telah meledak di dekade terakhir, meningkat dari hanya $ 100 juta pada tahun 1990 menjadi lebih dari $ 2 miliar pada tahun 2000.
Orangtua sekarang mau membeli lebih banyak untuk anak-anak mereka karena tren seperti keluarga yang berukuran kecil, pendapatan ganda dan menunda memiliki anak yang berarti bahwa keluarga memiliki lebih banyak pendapatan untuk dibelanjakan. Selain itu, factor rasa bersalah para orangtua yang tidak memiliki waktu bagi anak-anaknya dapat memainkan peran dalam keputusan pembelian mereka.Orang tua membelikan barang-barang material sebagai ganti waktu yang tidak bisa mereka berikan kepada anak-anak mereka.

Berikut adalah beberapa strategi pemasar yang digunakan untuk mengincar anak-anak dan remaja :

Pester Power
"Kami mengandalkan si anak untuk membujuk si ibu untuk membeli produk, daripada pergi langsung ke ibu”. Barbara A. Martino, Advertising Eksekutif.
Anak-anak sekarang ini memiliki lebih banyak otonomi dan kekuatan dalam pengambilan keputusan di dalam keluarganya daripada generasi sebelumnya, maka anak-anak sangat vokal tentang apa yang mereka ingin orangtua mereka beli untuk mereka. "Pester Power" mengacu pada kemampuan anak-anak merengek pada orang tua mereka ke pembelian barang-barang yang mungkin tidak seharusnya dibeli. Pemasaran untuk anak-anak adalah tentang menciptakan kemampuan membujuk, karena pengiklan tahu sekuat apa kemampuan tersebut.
Menurut buku pemasaran industry Kidfluence, “Pembujukan” dapat dibagi menjadi dua kategori-"Persistence" dan "Importance. "Persistence”, (rengekan yang diulang lagi dan lagi) tidak seefektif “Importance"(kebutuhan akan barang tersebut bagi si anak). Metode terakhir ini berkaitan dengan keinginan orangtua untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka, dan rasa bersalah atas kurangnya waktu yang bisa mereka berikan pada anak-anak mereka.





Psikologi pernikahan dan pemasaran
Untuk dapat memasarkan secara efektif kepada anak-anak, pengiklan perlu tahu apa yang membuat anak-anak cocok. Dengan bantuan peneliti dan psikolog, pengiklan sekarang memiliki akses pengetahuan yang mendalam tentang perkembangan anak, kebutuhan sosial dan emosional pada usia yang berbeda. Menggunakan penelitian yang menganalisis perilaku anak-anak, fantasi hidup, karya seni, bahkan mimpi mereka, perusahaan mampu menyusun strategi pemasaran yang canggih untuk mencapai generasi muda tersebut.
Masalah penggunaan psikolog anak untuk membantu pemasar dalam mengincar anak-anak mendapat perhatian publik yang luas pada tahun 1999, ketika sekelompok profesional kesehatan mental AS mengeluarkan sebuah surat terbuka kepada American Psychological Association (APA)yang mendesak mereka untuk menyatakan praktik tersebut sebagai praktik yang tidak etis. APA saat ini sedang mempelajari masalah ini.

Membangun loyalitas merek
Penulis Kanada Naomi Klein menandai lahirnya pemasaran"merek" dalam buku No Logo tahun 2000. Menurut Klein, pada pertengahan 1980-an muncul kelahiran jenis baru korporasi - Nike, Calvin Klein, Tommy Hilfiger, contohnya - yang mengubah fokus utama mereka dari -sekedar memproduksi produk-produk - menjadi - ciptakan sebuah gambaran untuk nama merek mereka- Dengan memindahkan operasi manufaktur mereka ke negara-negara dengan buruh murah, mereka memindah-fokuskan uang untuk menciptakan pesan pemasaran yang kuat.Hal ini telah menjadi formula yang sangat menguntungkan, dan telah mengarah pada terciptanya beberapa korporasi multi-nasional di dunia yang kaya dan berkuasa yang dunia kenal.
Pemasar menanam benih-benih pengakuan merek pada anak-anak yang sangat muda, dengan harapan bahwa benih tersebut akan tumbuh menjadi hubungan seumur hidup. Menurut Center for a New American Dream, bayi seusia enam bulan dapat membentuk citra mental dari logo dan maskot perusahaan. Loyalitas merek dapat dibentuk sejak usia dua tahun, dan seiring anak-anak masuk usia sekolah mereka dapat mengenali ratusan merek logo.
"Merek pemasaran harus dimulai dari anak-anak. Bahkan jika seorang anak tidak dan tidak akan membeli selama bertahun-tahun ... pemasaran harus dimulai di masa kanak-kanak." James McNeal, The Kids Market, 1999.
Sementara makanan cepat saji, mainan dan pakaian perusahaan telah mengembangkan pengenalan merek pada anak-anak selama bertahun-tahun,bisnis yang berorientasi orang dewasa seperti bank dan industri mobil baru saja mulai masuk dalam tren tersebut.
Majalah seperti Time, Sports Illustrated dan People telah meluncurkan edisi remajadananak-anak –yang memasukkan iklan-iklan untuk produk yang berkaitan dengan orang dewasa seperti minivan, hotel dan maskapai penerbangan.
Buzz atau Pemasaran Jalanan
Tantangan bagi pemasar adalah untuk menerobos diantara peliknya periklanan yang intens dalam kehidupan generasi muda. Banyak perusahaan yang menggunakan "buzz marketing" - metode baru dalam metode "dari mulut ke mulut",coba-dan-buktikan sendiri. Idenya adalah untuk menemukan anak-anak paling keren di masyarakat dan telah mereka menggunakan atau memakai produk Anda dalam rangka untuk menciptakan buzz di sekitarnya. Buzz, atau "Pemasaran Jalanan", dapat membantu perusahaan untuk terhubung dengan pasar remaja dengan menggunakan trendsetter untuk memberikan status "keren" pada produk mereka.
Pemasaran jalanan ini terutama sangat sesuai untuk Internet, di mana generasi muda sebagai "promotor bersih" menggunakan chat room dan blog untuk menyebarkan berita tentang musik, pakaian dan produk lainnya di antara para pengguna.

Internet

Internet adalah media yang sangat diinginkan oleh pemasar yang menargetkan produknya pada anak-anak:

* Merupakan bagian budaya anak muda. Generasi muda tumbuh bersama Internet setiap harinya dan menjadi bagian rutin hidup mereka.
* Orangtua umumnya tidak memahami sejauh mana anak-anak menjadi sasaran didunia maya.
* Anak-anak sering online sendiri, tanpa adanya pengawasan orangtua.
* Tidak seperti media penyiaran, yang memiliki kode tentang periklanan untuk anak-anak, pada media Internet hal tersebut tidak diatur.
* Teknologi canggih memudahkan dalam mengumpulkan informasi dari generasi muda untuk riset pemasaran, dan untuk menargetkan setiap anak dengan iklan personal.
* Dengan membuat menarik, berbasis lingkungan dan merek ternama, perusahaan dapat membangun loyalitas sejak usia dini.

Pemasaran hiburan dewasa kepada anak-anak
Anak-anak sering menyadari dan ingin melihat hiburan yng ditujukan untuk orang yang lebih tua karena sering dipasarkan kepada mereka. Dalam laporan yang dirilis pada tahun 2000, US Federal Trade Commission (FTC) mengungkapkan bagaimana film, musik dan video game industri hiburan kekerasan pasar banyak ditujukan untuk anak-anak.
The FTC mempelajari 44 film yang "Dibatasi," dan diawasi ternyata 80 persennya ditargetkan untuk anak di bawah 17 tahun. Rencana pemasaran termasuk iklan TV disiarkan pada jam dimana kalangan anak muda yang paling mungkin menonton.
Musik mengandung "makna tersembunyi" yang ditargetkan pada generasi muda melalui iklan-iklan remaja paling populer di televisi, radio,media cetak, dan internet.
Laporan FTC juga menyoroti fakta bahwa mainan berdasarkan karakter dari hiburan dewasa sering dipasarkan untuk anak-anak. Video games dewasa dan remaja banyak diiklankan di majalah anak muda dan mainan yang didasarkan pada film yang “Dibatasi” dan video game dewasa banyak dipasarkan untuk anak-anak kecil.

Komersialisasi dalam Pendidikan
Sekolah seharusnya digunakan sebagai tempat di mana anak-anak dilindungi dari iklan dan pesan konsumen yang merasuki dunia mereka. Tetapi kekurangan anggaran dewan sekolah memaksa untuk mengizinkan perusahaan mendapat akses ke dalam sekolah yang memerlukan uang tunai, komputer dan materi pendidikan.
Perusahaan menyadari potensi lingkungan sekolah untuk mempromosikan nama dan produk mereka. Lingkungan sekolah memberikan tawaran pemuda sebagai pasar dan mendapat dukungan guru dan sistem pendidikan. Pemasar bersemangat mengeksploitasi media ini dalam berbagai cara, termasuk:

* Menyediakan bahan pendidikan: misalnya, Kraft "healthy eating" perlengkapan untuk mengajar dari Canada's Food Guide (menggunakan produk Kraft), atau perusahaan kehutanan Canfor mengajarkancara utama yang mefokuskan bisnis seperti pengelolaan lingkungan hidup.

* Melengkapi sekolah-sekolah dengan teknologi.

* Menjalin kerja sama exclusive dengan perusahaan makanan cepat saji atau minuman ringan dengan menawarkan produk mereka di sekolah.
* Menaruh iklan di ruang kelas, bus sekolah, pada komputer, dll dengan imbalan dana.





Masalah khusus untuk kalangan anak muda
Masalah Pertumbuhan
Orangtua memiliki peran penting dalam melindungi anak-anak mereka dari invasi pemasaran, dan dalam mendidik mereka tentang iklan mulai dari usia dini.
Majalah Consumer Reports mengatakan, "Anak-anak mengalami kesulitan untuk membedakan antara iklan dan kenyataan dalam iklan, dan iklan dapat mengganggu pandangan mereka tentang dunia."
Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak antara usia 2-5 tahun tidak bisa membedakan antara program TV reguler dan iklan. Anak-anak muda terutama, sangat rentan terhadap iklan-iklan yang menyesatkan dan tidak dapat mengerti bahwa iklan tidak selalu benar sampai mereka berusia 8 tahun.

Menurut Dewan Pengujian Mainan Kanada, masalah utama dengan iklan mainan di Kanada adalah pandangan anak-anak muda yang sering berpikir bahwa sebenarnya mainan tersebut dapat melakukan banyak hal yang lebih dari biasanya. Hal ini terjadi karena cara penggambaran mainan yang berlebihan dalam iklan.
Masalah yang memprihatinkan ini telah mendorong beberapa peraturan perundang-undangan untuk melarang semua iklan anak-anak. Quebec telah melarang selebaran cetak dan siaran iklan yang ditujukan pada anak-anak di bawah tiga belas. Swedia telah melarang iklan yang ditujukan untuk anak-anak di bawah usia 12 dan melobi anggota Uni Eropa untuk menerapkan kebijakan serupa.

Efek materialisme
Orang tua harus peduli tentang efek materialisme yang berlebihan yang dapat berpengaruh pada perkembangan mental anak-anak mereka. Dalam bukunya tentang kehidupan keluarga modern, The Shelter of Each Other, pengarang Mary Pipher mengungkapkan kekhawatirannya mengenai budaya konsumerisme kita yang dapat menumbuhkan "narsisme dan ketidakpuasan" pada generasi saat ini.
Identitas anak-anak tidak seharusnya ditentukan oleh kebiasaan konsumen mereka saja. Namun pada kenyataannya saat ini hal itu adalah satu-satunya cara remaja melihat diri mereka sendiri, dan pemasar mentargetkan anak-anak muda dengan cara ini. Pemasaran program-program TV yang populer pada usia pra-sekolah, TV Barney dan Teletubbies, menandai awal dari “masa identifikasi balita sebagai konsumen”. Terkait tren ini, industri majalah KidsScreen mencatat bahwa: "Instansi-instansi saat ini telah memfokuskan diri mereka dalam mengamati kelompok demografi 0-3 tahun, sebuah kelompok yang memiliki tantangan serta peluang yang luar biasa, karena penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak telah mampu memahami merek dan harga pada usia yang sangat muda”.
Sekelompok masyarakat sosial yang baik akan membentuk anak-anak yang bertanggung jawab sebagai warga Negara, bukan hanya sekadar konsumen. Cara menciptakan keluarga yang sehat dan bahagia adalah dengan menghabiskan waktu, bukan uang, bersama-sama keluarga anda.
Iklan makanan siap-saji dan keterkaitannya dengan masalah gizi
Menurut penelitian Canadian Paediatric Society, mayoritas iklan padacara TV anak-anak berkisar seputar produk makanan siap-saji, minuman soda,permen serta sereal instan. Sementara iklan makanan sehat hanya berjumlah sekitar 4% dari keseluruhan iklan yang ada.
Perusahaan makanan siap-saji menghabiskan lebih dari 3 milyar dolar per tahun untuk iklan, sebagian besar ditujukan pada anak-anak. Untuk secara langsung menjangkau anak-anak, industri makanan siap-saji menggunakan iklan yang lebih lebih dari sekedar iklan tradisional. Restoran menawarkan insentif seperti taman bermain, kontes, klub, permainan, dan mainan gratis serta barang-barang lain yang berhubungan dengan film, acara TV dan bahkan liga olahraga.
Child Advocates mengutuk PBS atas perizinan merchandise Teletubbies untuk Burger King dan McDonald's pada tahun 1999, tapi hal itu tidak menghentikan tren promosi melalui makanan cepat saji. Sebagai penulis Eric Schlosser 2001 menjelaskan dalam buku Fast Food Nation, "Budaya makanan cepat-saji Amerika telah menjadi tak terpisahkan dengan budaya populer dari anak-anak."
Hasil dari pemasaran makanan cepat saji, minuman ringan dan permen untuk anak-anak ini – sebuah bangsa dengan anak-anak yang kelebihan berat badan - Menurut Heart and Stroke Foundation di Kanada mengatakan bahwa hampir satu dari empat anak-anak Kanadayang berumur antara 7-12 tahun, mengaalami obesitas . Tahun 2002, Penelitian US menunjukkan bahwa iklan makanan cepat-saji dalam program anak-anak Sabtu pagi mengalami kenaikan porsi terus-menerus, sebuah tren yang oleh para peneliti kaitkan dengan bahaya naiknya kasus obesitas di kalangan kaum muda.

Pemasaran mainan didasarkan pada hiburan kaum remaja dan orang dewasa
Pemasaran mainan anak-anak muda yang didasarkan pada film dan video game orang dewasa adalah praktik umum dari industry pemasaran. Sebuah laporan pada tahun 2000 oleh Komisi Perdagangan Federal AS mengungkapkan bagaimana industri media secara aktif menargetkan anak-anak muda dengan hiburan kekerasan yang dimaksudkan untuk orang dewasa. Di antara temuan-temuan mereka adalah fakta bahwa mainan-mainan tersebut mencontoh karakter dari video game kaum dewasa, dicap dengan label untuk anak-anak (kadang-kadang masih berusia 4 atau 5 tahun).
Ditemukan dalam kemasan untuk satu action figure yang direkomendasikan untuk anak-anak berusia empat tahun dan atas, kalimat yang mengundang mereka untuk "bergabung dalam mandi darah" dengan memainkan versi Nintendo gamenya meskipun itu untuk usia 17 tahun ke atas.
Sebuah perusahaan yang memproduksi mainan berdasarkan Federasi Gulat Dunia mendorong anak-anak umur 4 tahun ke atas untuk menggunakan set permainan mereka dengan motto "Hajar dan habisi musuhmu dengan set aksesoris tarung-bebas”.

Konsumen muda sebagai kolektor
Pemasar telah menemukan sesuatu tentang anak-anak yang telah diketahui orangtua sejak lama -mereka senang mengkoleksi barang-barang. Koleksi anak-anak biasanya terdiri dari kelereng, perangko atau koin. Tapi sekarang, berkat budaya konsumen kita, anak-anak mengumpulkan koleksi besar yang dibeli di toko barang-barang seperti Beanie Babies, Barbie atau kartu Pokemon dan bonekanya. Strategi pemasaran di belakang Pokemon sederhana dan menguntungkan - ciptakan 150 karakter Pokemon, kemudian luncurkan sebuah kampanye pemasaran yang "Ayo Tangkap Mereka Semua", yang dapat mendorong anak-anak untuk mengumpulkan seluruh 150 karakter yang dibuat dari bahan yang murah, dengan harga yang mahal.
Karena sebagian besar tren koleksi tersebut berumur singkat, anak-anak dengan mudah beralih ke tren koleksi berikutnya, menyisakan berkotak-kotak mainan yang terbuang percuma.

Masalah Khusus untuk semi-remaja dan Remaja
Pasar Semi-remaja
Salah satu perkembangan yang terpenting dalam periklanan untuk usia anak-anak adalah pasar semi-remaja (umur 8-12 tahun). Bukan anak-anak kecil, dan bukan juga remaja, semi-remaja mulai mengembangkan rasa identitas dan sangat ingin menanamkan citra diri yang canggih. Dan pemasar menemukan bahwa akan ada banyak uang yang dapat dihasilkan dengan memperlakukan semi-remaja seperti remaja.
Industri pemasaran memaksa semi-remaja untuk tumbuh dengan cepat. Penelitian industri mengungkapkan bahwa anak-anak 11 dan yang lebih tua tidak menganggap diri mereka anak-anak lagi. Produsen Mainan Amerika telah mengubah target pasar mereka dari 0 hingga 14 tahun, menjadi 0 hingga sepuluh tahun.
Sebuah laporan dari 2000 Federal Trade Commission di Amerika Serikat mengungkapkan bagaimana Hollywood secara rutin merekrut semi-remaja (sebagian masih berusia sembilan) untuk mengevaluasi konsep cerita, iklan, potongan trailer teter untuk film-film remaja.
Dengan memperlakukan pra-remaja sebagai konsumen independen dan dewasa, pemasar telah sangat berhasil dalam menghilangkan peranan orangtua dari pengawasan para semi-remaja, sehingga mereka menjadi rentan terhadap pesan moral yang tidak sehat mengenai citra tubuh, seksualitas, hubungan sosial serta kekerasan.



Penjualan citra “keren” pada remaja
Perusahaan memanfaatkan usia yang dini serta keragu-raguan dalam diri para remaja, dan membuat para remaja percaya bahwa untuk menjadi benar-benar “keren”, mereka membutuhkan produk-produk perusahaan tersebut.
Menurut penulis No Logo Naomi Klein, pada 1990-an perusahaan menemukan bahwa pasar kaum muda mampu dan mau membayar mahal untuk menjadi "keren”. Perusahaan telah berusaha menemukan apa itu faktor “keren”, yang sukar dipahami pada saat itu.
Beberapa perusahaan mempekerjakan ahli untuk menganalisis dunia remaja dan meemukan tren-tren terbaru. Bagaimanapun, mencoba menjadi yang terdepan dalam tren selanjutnya adalah masalah yang rumit bagi perusahaan. Dimana sebagai kritikus budaya Douglas Rushkoff menjelaskan. "Begitu tren yang “keren” ditemukan, dikemas, dan dijual kepada anak-anak di mal,tren itu tidak lagi “keren”. Kemudian anak-anak berpaling kepada sesuatu yang lain lagi, dan seluruh proses dimulai lagi dari awal”.
Antusiasme, aktivisme dan sikap para remaja telah menjadi komoditas yang dikooptasi, dikemas serta dijual kembali kepada para remaja. Sulit untuk mengatakan hal manakah yang muncul pertama kali : budaya para remaja, ataukah versi pemasaran dari budaya remaja tersebut. Apakah media mencerminkan remaja hari ini, atau remaja dewasa ini dipengaruhi oleh media penggambaran mengenai mereka ?. Adalah merupakan suatu hal yang penting bagi para orang tua untuk mendiskusikan masalah ini dengan para remaja, untuk menanggulangi nilai-nilai negatif dari berbagai promosi yang dilakukan oleh media.
Citra fisik tubuh dan periklanannya
Sulit bagi remaja untuk mengembangkan sikap yang sehat terhadap seksualitas dan citra fisik ketika banyak iklan yang ditujukan kepada mereka dipenuhi dengan gambar-gambar yang mustahil , sehat, indah dan sangat seksual . Pesan pemasaran yang ada saat itu menekaknkan bahwa ada hubungan antara kecantikan fisik dan daya tarik seks dan popularitas, kesuksesan, dan kebahagiaan.
Pemasar fashion seperti Calvin Klein, Abercrombie & Fitch dan Guess menggunakan kampanye pemasaran provokatif yang menampilkan model-model muda. Iklan ini menjual sesuatu yang lebih dari sekedar pakaian untuk remaja. Mereka juga menjual kedewasaan seksualitas.
Studi menunjukkan bahwa dalam proses penerimaan informasi seksualitas bagi para remaja, selain mereka menerima informasi tentang seks dari berbagai media ( majalah, TV, Web, radio dan film), orangtua juga merupakan factor penentu penting yang membentuk pandangan remaja mengenai seks. Jadi penting bagi para orangtua untuk mengontrol dan membimbing anak-anak mereka tentang kehidupan seksualitas yang sehat .


Media periklanan dapat memberikan pengaruh buruk kepada para remaja, membentuk ketidakpercaya-dirian mereka terhadap bentuk tubuh mereka,serta pola makan mereka . Masalah bentuk tubuh yang telah lama dianggap sebagai masalahnya kaum perempuan, mulai merambah pula ke sejumlah anak laki-laki . Pada tahun 1998, sebuah survei kesehatan pada sepuluh kaum remaja di Kanada mencatat bahwa lebih dari tiga-perempat dari anak-anak perempuan dan satu setengah dari anak laki-laki yang disurvei mengatakan mereka tidak puas dengan tubuh mereka.
Penelitian juga menemukan bahwa anak laki-laki, seperti perempuan, bisa berpaling untuk merokok untuk membantu mereka menurunkan berat badan.
Produk tembakau dan alkohol
Perusahaan tembakau dan alkohol telah lama menargetkan remaja dan kalangan muda-mudi sebagai pasar mereka, dengan harapan berkembangnya loyalitas pada produk mereka yang akan bertahan seumur hidup.
Sangat penting bagi industri tembakau untuk terus-menerus memperluas pasar konsumen dari produk mereka untuk menggantikan ribuan orang yang berhenti setiap tahun, dan mereka yang mati karena penyakit yang berkaitan dengan tembakau.
Industri tembakau menggaet konsumen pemuda dengan cara :
* Menggambarkan bahwa merokok berkaitan dengan sesuatu yang “keren” , sesuatu yang bebas dan menantang dan beresiko.
* Menempatkan iklan rokok pada majalah-majalah remaja dengan jumlah pembaca remaja yang tinggi, seperti Rolling Stone, Maxim atau People
* Membuat film-film yang dibintangi artis yang populer dikalangan remaja, dimana artis tersebut berakting merokok pada film tersebut.
* Mensponsori konser musik rock dan olahraga
* Menempatkan iklan di dekat sekolah-sekolah tinggi : di papan reklame, di halte-halte bus dan di berbagai toko.
Industri alkohol dan bir mengenali dengan cermat bahwa internet adalah alat yang efektif dalam menjangkau kaum muda . Internet dan Web menawarkan para pemasar sebuah medium yang merupakan bagian dari kehidupan para remaja – dan dengan bonus tambahan bahwa hal tersebut sulit untuk diawasi para orangtua.



Pada tahun 1999, Pusat Pendidikan Media AS menemukan bahwa 62 persen dari situs-situs bir dan alkohol diorientasikan dan dipublikasikan untuk menjangkau target utama mereka yaitu kaum remaja.

Industri alcohol dan bir juga menargetkan para pemuda menjadi konsumen mereka dengan cara :

* Memasang iklan dalam acara TV dengan sejumlah besar penonton remaja, seperti The Simpsons, South Park atau acara olahraga
* Menempatkan iklan di majalah remaja dengan jumlah pembaca yang tinggi, seperti Rolling Stone, Maxim atau People
* Mensponsori konser musik rock dan olahraga
* Menciptakan dan memasarkan secara luas "alcopops", minuman ringan berkarbonasi yang tidak berasa seperti alkohol (contoh : Mike's Hard Lemonade)
















Kesimpulan :
Banyak cara dilakukan pemasar dalam memasarkan barang/jasa yang mereka produksi. Segala macam strategi dijalankan untuk mendukung proses pemasaran produk/jasa mereka. tetapi semua itu ada batasan yang harus dipatuhi oleh setiap pemasar di Negara tempat mereka memasarkan produk/jasanya. Kenapa perlu dilakukan pembatasan kepada kegiatan promosi, agar pesan yang disampikan tidak salah sasaran. Salah sasaran yang dimaksud seperti iklan untuk anak umur 5-10 tahun tetapi didipkan karakter atau tokoh orang dewasa dengan bahsa-bahsa yang dewasa. Oleh karena itu perlu disusun undang-undang yang mengawasi kegiatan promosi baik dalam media elektronik maupun cetak serta melindungi hak-hak konsumen.

Minggu, 07 Maret 2010

Manajemen Dana Bank

Bab 1
PENDAHULUAN

I. Tujuan.
a. Membicarakan sasaran pengelolaan dana-dana bank.
b. Penghimpunan dan penyaluran dana bank, serta alokasi dana bank.
c. Pengelolaan Aktiva dan Passiva.
d. Likuiditas bank.

II. Latar Belakang.
Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, bank harus mencari penempatan yang berdaya guna dan menguntungkan untuk semua dana-dana yang dimilikinya, baik yang dihimpun melalui fungsi deposito/penyetoran, maupun yang diterima dari sumber-sumber lain. Ini berarti bank harus memperoleh pendapatan yang menghasilkan aktiva untuk mengimbangi passivanya. Karena sifat khusus dari passiva ini dan perlunya dipenuhi syarat-syarat prinsip-prinsip yang sehat dan konservatif, maka pengelolaan dana-dana bank yang menuntut tingkat keterampilan yang tinggi.
Penentuan struktur aktiva bank bukanlah terjadi secara kebetulan. Seseorang harus memutuskan, berapa banyak likuiditas yang dibutuhkan bank. Jumlah yang dibutuhkan tidaklah sama untuk berbagai bank, bahkan tidak sama untuk satu bank pada berbagai jangka waktu. Namun kebutuhan likuiditas bank tertentu pada waktu tertentu dapat ditentukan cukup mudah dalam batas-batas yang layak. Bank yang melaksanakan tugas penentuan kebutuhan likuiditasnya secara sangat efektif pada setiap waktu akan melihatnya tercermin dalam prestasi penghasilan yang jauh lebih baik dari prestasi penghasilan rata-rata.
Bagi bank individual, batas dana-dana yang tersedia untuk digunakan ditentukan oleh modal yang diperoleh melalui penjualan saham bank, pinjaman uang, atau jumlah deposito yang ditariknya dan dipegangnya, dan laba yang ditahan oleh bank. Ini merupakan pool dana-dana yang tersedia bagi bank.
Bab berikutnya akan membahas bagaimana bank menggunakan dana-dana ini, apa tujuannya dalam pengelolaan dana-dananya, dan kenapa penting mencapai tujuan-tujuan ini.



Bab 2
PEMBAHASAN

1. Sasaran Pengelolaan Aktiva Bank.
Dalam penggunaan dana-dana inin, harus diperhatikan 3 sasaran :
(1) Likuiditas, (2) Keamanan, dan (3) Pendapatan.
Seni mengelola dana-dana bank menyangkut penyeimbangan ke 3 kebutuhan yang saling bersaingan ini yang masing-masingnya sangat penting dalam dirinya sendiri, tetapi tidak satupun boleh dibiarkan menguasai perencanaan bank dengan mengesampingkan yang lain.
Likuiditas adalah kemampuan pengadaan uang tunai apabila ia dibutuhkan, tanpa harus menjual aktiva jangka panjang dengan merugi di pasar yang tidak menguntungkan. Jika seorang banker hendak tetap bertahan dalam usahanya, ia harus mempunyai cukup likuiditas untuk membayar cek-cek yang ditarik nasabahnya atas banknya kapan saja diajukannya. Dan untuk memungkinkannya memberikan pinjaman yang menguntungkannya apabila kesempatan muncul.
Keamanan dana-dana yang dipercayakan kepada banker oleh nasabahnya dan oleh para perseronya adalah kebutuhan penting yang kedua. Namun keamanan yang mutlak itu hanya ada pada cash (uang tunai), dan cash tidak menghasilkan uang bagi para persero. Dalam menggunakan dana-dana, banker bertujuan akan keamanan tetapi tingkat keamanan maksimum dengan kebutuhan-kebutuhan yang lain.
Kebutuhan yg ketiga yang harus diperhatikan dalam menggunakan dana-dananya adalah kebutuhan memperoleh pendapatan. Bankir tidak boleh lupa bahwa ia adalah pengusaha yang mencari laba untuk perseroan yang membayar gajinya. Ia memang harus bangga akan kemampuannya membuat laba yang maksimum.



2. Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bank.

1. Penghimpunan Dana.
Penggertian
Kegiatan usaha yang utama dari suatu bank adalah penghimpunan dan pebyaluran dana. Penyaluran dana dengan tujuan untuk memperoleh penerimaan akan dapat dilakukan apabila dana telah dihimpun. Penghimpunan dana perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut. Keberhasilan suatu bank dalam memenuhi maksud itu dipengaruhi antara lain oleh hal-hal berikut ini :
a) Kepercayaan masyarakat pada bank yang bersangkutan.
b) Perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh (expected rate of return) oleh penyimpanan dana lebih tinggi dibanding dari pendapatan dari alternative investasi lain dengan tingkat resiko yang seimbang.
c) Resiko penyimpanan dana.
d) Pelayanan yang diberikan oleh bank kepada penyimpanan dana.
Sumber Penghimpunan Dana
Pada dasarnya suatu bank mempunyai 4 alternative untuk menghimpun dana untuk kepentingan usahanya, yaitu :
• Dana Sendiri.
• Dana dari Deposan.
a) Giro
- Cek
- Bilyet Giro
- Jasa Giro
b) Deposito Berjangka
c) Tabungan
• Cara-cara lain dari penghimpunan dana dari deposan.
a) Sertifikat Deposito
b) Deposit on call
• Dana Pinjaman
a) Call money
b) Pinjaman antar bank
c) Kredit Likuiditas Bank Indonesia
• Sumber Dana Lain
a) Setoran Jaminan
b) Dana transfer
c) Surat Berharga Pasar Uang
d) Diskonto Bank Indonesia

2. Penggunaan Dana Bank
Pengertian
Dana yang berhasil dihimpun oleh bank justru akan menjadi beban apabila dibiarkan begitu saja tanpa ada usaha alokasi untuk tujuan-tujuan yang produktif. Dana yang telah dihimpun bukanlah dana yang menimbulkan kewajiban bagi bank untuk membayar imbal jasa berupa bunga.
Pertimbangan Penggunaan Dana
Sebelum bank memutuskan untuk memilih suatu bentuk aktiva tertentu dalam pengalokasian dana yang telah berhasil dihimpun, banyak hal yang harus di pertimbangkan. Meskipun pertimbangan tersebut mencakup banyak hal, terdapat dua hal utama yang selalu menjadi perhatian bank.
a) Resiko dan Hasil
b) Jangka Waktu dan Likuiditas
Alternative Penggunaan Dana
• Cadangan Likuiditas
Aktiva ini terutama ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas jangka pendek. Resiko dari aktiva ini tergolong rendah dan bank tidak dapat terlalu banyak mengharapkan adanya penerimaan dalam jumlah yang tinggi dari aktiva ini, aktiva ini disebut aktiva yang tidak produktif (idle found).
a) Cadangan Primer
Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas minimum dan keperluan operasi bank sehari-hari.


b) Cadangan Sekunder
Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya kurang dari satu tahun sekaligus mencari keuntungan.
c) Penyaluran Kredit
Untuk memperoleh sumber pendapatan utama bank dari penyaluran kredit berjangka pendek, menengah, dan panjang.
d) Investasi
Merupakan prioritas alokasi dana bank terakhir.
3. Alokasi Dana Bank
Dana-dana bank yang diperoleh dari pihak intern, ekstern, dan deposan dalam hal ini selanjutnya dialokasikan melalui 2 metode cara :
• Gabungan Dana (pool of founds approach)
Semua dana yang masuk digabung menjadi satu, kemudian dialokasikan tanpa memperhatikan jenis, sifat, sumber dana, jangka waktu serta biaya dana.
• Alokasi Aset (Asset allocation approach)
Masing-masing sumber dana memiliki sifat tersendiri sehingga harus diperlakukan secara individu dengan mempertimbangkan karakteristik masing-masing.
4. Pengelolaan Aktiva dan Passiva
Pengertian
Pengelolaan ktiva dan passiva (kewajiban) suatu bank merupakan sesuatu yang tidak dapat berjalan sendiri-sendiri. Pengelolaan aktiva suatu bank selalu memerhatikan karakteristik dari penghimpunan dana pada sisi passiva, dan berlaku juga sebaliknya.
Asset-Liability Committee (Aico) merupakan suatu bentuk komite atau badan yang melaksanakan tugas tersebut.
a. Penghimpunan dana, yang mempertimbangkan aspek
• Biaya administrative
• Biaya bunga
• Strategi
• Diversivikasi
• Jangka waktu atau likuiditas
• Portofolio dan kaitannya dengan penggunaan dana

b. Penggunaan dana, yang mempertimbangkan aspek
• Likuiditas dan jangka waktu
• Risiko
• Rate of return
• Biaya bunga
• Diversivikasi
• Portofolio dan kaitannya dengan penghimpunan dana

5. Likuiditas Bank
Likuiditas diperlukan antara lain untuk keperluan :
 Pemenuhan aturan reverse requirement atau cadangan wajib minimum yang ditetapkan bank sentral.
 Penarikan dana oleh deposan.
 Penarikan dana oleh debitor.
 Pembayaran kewajiban yang jatuh tempo.
Suatu bank dianggap liquid apabila :
o Mempunyai sejumlah alat liquid yang dapat memenuhi kebutuhan likuiditasnya sesuai dengan waktunya.
o Mampu memperoleh tambahan alat liquid sesuai kebutuhan berbagai macam cara seperti melalui pinjaman, penjualan saham, penyetoran modal, dan konversi dari asset likuiditasnya rendah menjadi alat-alat liqid.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan likuiditasnya, bank dapat menggunakan beberapa pendekatan. Penerapannya selalu fleksibel disesuaikan dengan keadaan rill yang dihadapi suatu bank. Pendekatan tersebut sebagai berikut :
 Commercial loan theory atau prodiktive theory.
Pendekatan ini menyatakan bahwa likuiditas bank akan dapat terjamin apabila aktiva produktif bank diwujudkan dalam bentuk kredit jangka pendek dan bersifat self liquidating.
 Asset shiftability theory.
Pendekatan ini menyatakan bahwa liquiditas bank dapat dipelihara apabila asset bank dapat dengan lebih cepat diubah dalam bentuk asset yang lain yang lebih liquid sesuai kebutuhan.
 Doctrine of anticipated income theory.
Pendekatan ini menyatakan bahwa sumber likuiditas bank dapat dipelihara meskipun bank menyalurkan kredit jangka panjang.
6. Indikator Liquiditas
• Rasio alat liquid terhadap dana deposan.
Indikator ini untuk mengukur kemampuan alat liquid yang tersedia di bank untuk memenuhi kebutuhan liquiditas akibat adanya penarikan dana deposan.
• Rasio kredit terhadap total dana pihak deposan.
Indikator ini untuk mengukur jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit.
• Rasio surat berharga jangka pendek terhadap total surat berharga.
Semakin tinggi rasio surat berharga jangka pendek terhadap total surat berharga yang dimiliki suatu bank, maka semakin tinggi pula tingkat liquiditas bank tersebut.










Bab 3
PENUTUP

• Kesimpulan
Dalam perencanaan pengelolaan dan-dana bank, ada gunanya kita berpikir menurut prioritas. Secara umum, dibawah ini diikhtisarkan skedul prioritas yang layak diperhatikan bagi bankir untuk pemakaian dana-dana bank :
 Pertama, bank harus mempunyai cadangan primer yang cukup untuk meneruskan kegiatan sehari-harinya.
 Kemudian, ia harus memastikan bahwa kebutuhan likuiditas telah terpenuhi.
 Berikutnya, ia sudah siap untuk melaksanakan fungsi utamanya yaitu bisnis pemberian kredit.
 Akhirnya, dana-dana apapun yang masih tinggal dapat diinvestasikan dalam obligasi jangka lebih panjang.

Jika bab ini hendak diringkaskan ke dalam satu perkataan, maka perkataan itu adalah “keseimbangan”. Pengelolaan dana-dana selalu di arahkan kepada penyeimbang kebutuhan-kebutuhan bank untuk liquiditas, keamanan, dan pendapatan. Menyeimbangkan ketiga sasaran ini adalah seperti berusaha menyulap (juggle) tiga bola yaitu menyangkut pemeliharaan, koordinasi, serta pengalaman.

• Daftar Pustaka
American Institute of Banking “Principle of Bank Operational”, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1995.
Teguh Pudjo Muljono, Drs. Akuntan “Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktek Perbankan”, BPFE, Yogyakarta, 1988.
http://www.wilkipedia.com

Minggu, 28 Februari 2010

Jenis - Jenis Kunci Relasional

Dibawah ini macam-macam kunci pada sebuah model relasional :

1. Super Key
Super key merupakan salah satu atau lebih atribut yang dimiliki agar dapat membedakan setiap baris data dalam table secara unik. Seperti contoh nya untuk melihat akademik suatu kampus dbutuhkan yang dapat membuka database akademik tersebut. Kata kunci nya seperti npm, nama, mhs, tanggal lahir.

2. Candidate Key
Dalam candidate key ini merupakan atribut yang mempunyai nilai unik dan memiliki satu atribut yang dapat mengidentifikasi secara unik suatu kejadian nyata. Ada satu atribut juga yang menyatakan secara tidak langsung dimana tidak dapat membuang atribut tanpa merusak kepemilikan. Contohnya seperti npm dan nama mhs.

3. Primary Key
Dapat mengidentifikasi secara unik suatu kejadian tapi dapat juga mewakili setiap kejadian dari suatu data. Candidate key dapat mewakili secara menyeluruh terhadap data yang ada karna dapat menjadi peluang Primary Key. Contohnya : npm

4. Foreign Key
Atribut dengan menjadi kunci utama pada sebuah relasi tetapi pada relasi lain atribut tersebut hanya atribut biasa dari suatu relasi memiliki atribut yg menuju ke Primary Key dari relasi lain. Contohnya : npm, kode_matkul

5. Alternate Key
Atribut yang tidak terpilih atau tidak dipakai sebagai Primary Key dan Candidate Key.

6. Composite Key
Merupakan atribut gabungan dua key atau lebih yang secara unik dapat mengidentifikasi sebuah tupel.

Referensi :
- http://sukamikir.wordpress.com/2008/10/08/macam-macam-kunci-pada-basis-data/
- http://one.indoskripsi.com/node/7071

Pengertian dan Konsep Bank

1. Pengertian Bank

Bank (cara pengucapan: [Bang]) adalah sebuah tempat di mana uang disimpan dan dipinjamkan.

Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidur rakyat banyak.

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.

2. Konsep Bank

Fungsi utama dari bank adalah menyediakan jasa menyangkut penyimpanan nilai dan perluasan kredit. Evolusi bank berawal dari awal tulisan, dan berlanjut sampai sekarang di mana bank sebagai institusi keuangan yang menyediakan jasa keuangan.
Sekarang ini bank adalah institusi yang memegang lisensi bank. Lisensi bank diberikan oleh otoriter supervisi keuangan dan memberikan hak untuk melakukan jasa perbankan dasar, seperti menerima tabungan dan memberikan pinjaman.

Kata bank berasal dari bahasa Italia banca atau uang. Biasanya bank menghasilkan untung dari biaya transaksi atas jasa yang diberikan dan bunga dari pinjaman.

URL : http://id.wikipedia.org/wiki/Bank

Senin, 22 Februari 2010

Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.

Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.

Generalisasi adalah bentuk dari metode penalaran induktif.

URL: http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

Penalaran Deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

URL: http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

Pengertian Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
URL: http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

Minggu, 21 Februari 2010

tugas sim 2 model data berbasis objek, berbasis record, konseptual, dan fisik

MODEL – MODEL DATA
Data model merupakan sekumpulan konsep untuk menerangkan data, hubungan antara data dan batasan batasan yang terintegrasi di dalam suatu organisasi.

Model data dapat dibagi dalam 4 kategori :
• Model data berbasis objek.
Menggunakan konsep entitas,atribut dan hubungan antara entitas.
Ada 3 macam jenis model data berbasis objek :
1. ER model , menyajikan data dengan model entity.
2. Semantic model, menyajikan data menggunakan kata kata yang mengandung arti.
3. Binary model, model data yang memperluas definisi dari entity.

• Model data berbasis record.
Macam maca jenis mode data berbasis record :
1. Relational model, data data disajikan dalam bentuk table.
2. Network model, data data disajikan dalam bentuk jaringan.
• Model data fisik.
Menggambarkan data di tingkat internal, penyimpanan data secara detailnya dengan format record penyusunan record dan jalur akses.
• Model data konseptual.
Menyediakan konsep yang sesuai dengan perpsepsi pemakai yang memandang datanya.

URL : http://www.docstoc.com/docs/14748868/KONSEP-BASIS-DATA

Tugas SIM 2 ( Model data berbasis obyek, berbasis record, konseptual dan fisik.

MODEL DATA

Pada sistem basis data kita mengenal adanya model data. Model data ini di gunakan untuk menjelaskan data-data dan keterhubungan dari data yang ada dalam sebuah enterprise. Dalam system basis data kita mengenal 4 model data yaitu
1. Model data berbasis objek
2. Model data berbasis record
3. Model data fisik
4. Model data konseptual
Penjelasan :
o Object based Logical Model / Model data berbasis objek.
- Untuk mendeskripsikan data level konseptual dan view.
- Penstrukturan data dilakukan berbasis objek.
- Contoh : entity-Relationship model, Object-oriented Model.
o Record based Logical Model / Model data berbasis record.
- Untuk mendeskripsikan data level Koseptual & view.
- Mendeskrisikan struktur lojik keseluruhan basis data.
- Menstrukturkan basis data dalam sejumlah fixed format records.
o Physical data Model / Model data fisik.
- Untuk mendeskripsikan data pada level terendah.
o Conceptual Model / Model data konseptual :
o Data apa yang tersimpan (Reprensentasi abstrak).
o Relasi antar data.
o Digunakan oleh DBA.
URL :
http://74.125.153.132/search?q=cache:OXRPIupaxfMJ:kuliah1.galih.eu/Basis%2520Data/01.%2520PENDAHULUAN.doc+model+data+berbasis+obyek,+berbasis+record,+koseptual,+dan+fisik&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id

Minggu, 10 Januari 2010

Harga Play Station Turun

Persaingan Next Console di Pasaran ?Dunia

Sony akhirnya menurunkan harga konsol andalannya, Playstation 3 sebanyak. Kini para penggemar bisa menghemat US$100 untuk membeli console ini. Sudah lama pihak sony didesak oleh pihak publisher game untuk menurunkan harga ps3, dikarenakan harga ps3 yang sangat mahal ketimbang console next gen yang lain seperti wii dan xbox. Di Negara kita Indonesia ps3 kalah bersaing dengan dua next gen lainnya di karenakan harga yang sangat mahal, juga tidak ada kaset game bajakan dikarenakan ps3 menggunakan disc khusus anti bajak yaitu bluray, sayangnya inilah salah satu penyebab kalahnya persaingan next console ini. Ketika kini mereka mewujudkannya, PS3 pun dapat meningkatkan tekanan pada pemimpin pasar konsol game, Nintendo dengan Wiinya yang dijual US$250. Sedang pesaing lainnya, Xbox 360 dijual mulai US$200.Dikutip detikINET dari Bloomberg, Rabu (19/7/2009), pemotongan harga dilakukan di Amerika Serikat, Eropa dan juga Jepang. Penurunan harga yang cukup drastis ini dinilai membuat PS3 kini amat kompetitif di pasaran konsol game."Ini mungkin bakal memaksa Nintendo segera menurunkan harga Wii. Sebab sepertinya jumlah orang yang tak puas dengan Wii makin meningkat sehingga pemangkasan harga itu menolong Sony menarik minat mereka," tukas Naoki Fujiwara, analis di Shinkin Asset Management Co.Selain memotong harga, Sony juga memperkenalkan versi slim atau ramping PS3. Versi yang bakal menggantikan model PS3 lama ini bakal dijual mulai awal September, juga dengan harga US$299.PS3 slim tersebut dilengkapi penyimpanan 120 gigabyte dan pemutar Blu Ray. Ukurannya 32 persen lebih kecil, 36 persen lebih ringan serta diklaim lebih hemat daya sebesar 34 persen.

Pekembangan Emas yang Semakin Bagus Untuk Investasi

Berinvestasi emas

Harga emas tahun ini kembali naik bayangkan Per 2 Juni 2008, harga emas Rp. 275.000 per gram, dan harga emas sekarang per 8 January 2010 Rp 383.500 per gram terjadi kenaikan harga yang signifikan. Ini membuat para pengusaha beralih memilih investasi emas dikarenakan emas dari hari kehari nilainya selalu membumbung tinggi di karenakan emas stabil dan tidak terpengaruh inflasi, walaupun terjadi penurunan harga tidak akan beda jauh bisa dikatakan penurunan harga yang tak berarti dikarenakan dapat dijamin kenaikan harga akan terjadi di kemudian hari, dapat kita banding kan harga – harga emas dari tahun ketahun berikut ini.


  • Friday, 10 July 2009

Gram Price per Bar (Rp) Price per Gram (Rp)

1 343.500 343.500

2 653.500 326.750

2.5 808.500 323.400

3 963.500 321.167

5 1.588.500 317.700

10 3.151.000 315.100

25 7.813.500 312.540

50 15.573.000 311.460

100 31.102.000 311.020

250 77.590.000 310.360

1000 310.000.000 310.000


  • Friday, 08 January 2010

Gram Price per Bar (Rp) Price per Gram (Rp)

1 383.500 383.500

2 733.500 366.750

2.5 908.500 363.400

3 1.083.500 361.167

5 1.788.500 357.700

10 3.551.000 355.100

25 8.813.500 352.540

50 17.573.000 351.460

100 35.102.000 351.020

250 87.590.000 350.360

1000 350.000.000 350.000


Karena harga emas semakin meningkat inilah yang menjadi salah satu pilihan para pengusaha menginvestorkan kekayaannya ke emas karena selain menjanjikan emas juga merupakan investasi yang likuid, stabil dan juga aman secara rii.